Suatu sore, kami semua berkumpul di satu ruangan. Raka dan Ai sedang menikmati snacknya, Ayahnya sedang ditimbuni kertas-kertas, sedangkan saya menggemasi Ilman. Sambil gelitikin Ilman, tanpa terpikir apapun saya ngomong "I love you more than anything?". Tiba tiba Raka nyeletuk "do you love ade more than me?" walah, kaget dan langsung merasa tidak nyaman, bukan maksud begitu sebenernya. Lalu saya jelaskan ke Raka, kalau tadi hanya bermain-main sama Ade dan Ibu mencintai semuanya sama. Tidak dibedakan, Insha Alloh.
Lalu dia kembali bertanya...
"Do you have enough love for everybody?" tanpa pikir panjang saya langsung menjawab "Yes I do, even more"
Obrolan terhenti sampai disana ketika itu. Tapi lain hari saya ngobrol berdua Raka, nanya apakah dia merasa Ibu tidak punya enough love buat Aka atau mungkin dia merasa Ibu berubah dsb.
Raka menjawab "I know that you love aka but you are too busy with ade". Raka diajak ngobrol, dikasih pengertian kalau saat ini Ade masih baby, belum bisa melakukan banyak hal seperti Aka do. Apa jawabnya "I know that, thats fine for me". Tapi saya merasa kurang puas dengan keadaan ini, harus ada tindak lanjut, dan sepertinya saya tau solusinya, spend more time with Raka, just him. Tapi kembali terbentur masalah, kapan waktunya?.
Itu dengan si cikal, bagaimana dengan si tengah?
Suatu malam, Raka & Ayahnya sudah bobo, saya sedang menggendong Ilman untuk dininabobokan, Ai minta dibacakan buku. Saya bilang padanya "Why don't you read book by yourself, you can read very well" dia jawab "But I want you to read this book for me". "Ok, can you wait until Ade bobo? so Ibu will have more time for you" Ai jawab lagi "Ibu you have to be responsible to me" sambil cemberut berbalik meluk buku dan bobo. Oh hancur hatiku....Ai menyentakkan dada dan pikiran dengan komentarnya yang terdengar "Ibuuu tidak bertanggung jawab pisan". Solusinya "spend more time with Ai, just him"
Saya tau saya punya banyak cinta dan kasih untuk mereka, merasa sangat banyak sampai kadangkala tidak tertampung, tapi saya tidak punya cukup waktu rasanya, kemana saja, apa saja yang dilakukan entahlah, seperti anda tau urusan rumah kadangkala tidak pernah tuntas, apalagi punya bayi. Ah tidak adil rasanya itu dijadikan alasan. duh, hapunten Ibu bageur!.
Mhhh ini baru 3 atau sudah 3 .
Bagi Ibu yang punya anak lebih dari satu, bagaimana Ibu berbagi waktu dengan each child? sok atuh sharing?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
4 comments:
Duh ibu Lia...Touching denger curhatan Aka ke ibunya...Almost the same with my kids...Kalo yg gede 2 itu minta perhatian, pasti diharuskan ngalah sm yg bayi...Dengan sejuta pengertian dimintakan sabarnya...Kalo gak berhasil, ya usel2an aja ber4...
Slm buat Aka, Ai n Ilman...
waduh.....kasus yg sensitif nih...apalagi anak seumuran mereka....dan anak2 sekarang mah pinter jawab, bisa bikin hati emak feel guilty hehehhehee.....,kalau kita suka baca buku bareng2, sekasur berempat :) dan diusahakan ngak pergi bobo dengan hati sedih...suka bikin mimpi buruk katanya :)
anyway..deep in their hearts, they know you are very good mom and you love them very much....right know it's just in that stage...questioning everything :)
pernah saking nerveous-nya Ummi saat mau punya Syafiq, Ummi tanya ke psikolog anak.
Jawabnya, "Bu perhatian justru berikan lebih kepada kakaknya, karena kakaknya sudah mengerti. tetapi adik bayi kan belum mengerti... jadi yaa porsinya banyakin kepada kakaknya."
Tetapi saat prakteknya, yaa kita balance aja kali yaa... secara natural kita jadi tahu kapan ke si kakak dan kapan utk adik.
Itu postingan terbaru di atas, spamming ya?
Wajar banget ya, yg punya adek pasti selalu ngerasa kayak gituh. kabayang lia yg punya 3.. hihi :P
Saya aja yg punya 2 suka bingung hrs pegang yg mana dulu, terutama menjelang bobo!
Biasanya terjadi perebutan mama disitu, hehe.. kakanya pgn dibacain buku cerita, dedeknya pgn ASI eksklusif (alias tdk sambil diganggu yg bacain buku cerita!). huehuehe.. lieuurrr.
Tapi alhamdulillah, sejauh ini baik-baik aja dgn nyoba ngasih perhatian&pengertian lebih sama kakaknya di waktu yg lain.
Dipuji-puji we lah pokokna si kaka teh, jadi akhirnya dia jg mau "berkorban" sendiri buat adeknya.
Skrg mah kalo ada apa-apa, kaka selalu blg, "dedek dulu aja Ma, teteh mah bisa nunggu, kan udah besar." :-)
Post a Comment