Monday, February 18, 2008

My Precious Ilman

Ketika Ai mulai beranjak besar, sudah mulai "menjauh" dari ibunya, saya sempat merasa "sendiri", tak ada yang nyantoli. Kalau melihat iklan di tipi yang ada bayinya duh kok ya ngiri banget. Saat hamil Ade, Kalau liat iklan itu lagi dengan bangganya bilang "nih sudah hamil, nanti juga akan punya yang seperti itu". Pas Ade lahir, karena masih terlalu mungil untuk di kuel kuel jadi masih bilang "nih anaknya sudah ada cuma belum waktunya aja untuk digemesin, bentar lagi deh" nah...akhirnya waktunya sudah tiba, kini...7 bulan usianya, sudah bisa digelitikin, sudah bisa diajak ketawa ngakak. Jadi selamat tinggal ngiri sama Iklan hehehe...

Lalu sudah sampai mana perjalanan hidup Ade si my bungsu Ilman teh?

Ade sudah menjadi pusat perhatian semua orang dirumah ini, semua saling berlomba membuat Ade ketawa ngakak, semua berlomba untuk selalu berada didekatnya. Selagi Ade tidur pun, Ai Aka kadang dengan tidak sabarnya menunggu ade bangun, malah membuat keributan disekitar, berharap ade bangun dan bisa diajak maen lagi. Tapi yang ini tentu saja membuat ibunya bertanduk, karena masa2 ade bobo adalah masa2 masak dan beberes, jadi perlu waktu yang lamaan.

Sudah bisa apakah diumurnya yang ke 7 bulan ini?

Motorik kasarnya belum begitu bagus, baru bisa tengkurap dan berbalik, duduk sudah bisa tanpa ditopang, tapi belum bisa nahan lama, berdiri sudah tegak lama, tapi itupun kalau dipegangin.

Motorik halusnya yang sudah lumayan, sudah mahir meraih dan memegang benda walaupun yang kecil2, bahkan kalau benda yang ingin diraih agak jauh dia akan menggunakan kakinya yang panjang untuk didekatkan sampai bisa diraih tangannya, pun sudah bisa makan camilan sendiri.

Belum begitu suka makan, baru sebulan dia kenal makanan padatnya, dan hanya seminggu yang lumayan masuk banyak, sisanya ditepis, mingkem atau sembunyi dibalik tangan ibunya sambil bilang "buuuuuuuuu...." tapi terdengarnya "atuhhh buuuuuu tong maksa" .

Ayah dan Kang Ai jadi pujaannya, kalau ayah datang dari kampus uh semangat dan ketawa2 minta digendong, kalau ayah beralih perhatian dia akan berteriak manggil "awaaaaaaaaaaahhhh* (good job baby, ini sangat berarti bagi ibu). Ayah pula yang selalu dengan mudah membuat ade tidur digendongannya. Pokoknya Ayah memperlakukan Ade, sama dengan Ayah memperlakukan Aka dulu kala (poor Ai gak kebagian masa2 indah ini sama Ayah).

Ade Ilman itu suka tersenyum, walau kadang hanya dengan tatapan matanya...ah semoga tidak pernah hilang ya nak...

Foto2 lain Ade ada Disini Saja

Monday, February 11, 2008

Yang Tertinggal dari Muktamar

Banyak cerita yang tertinggal dari muktamar desember lalu itu, belum dan tidak sempat disimpan disini. Salah duanya berikut ini,

Gara-gara Aleams Barra

Muktamar kan diselenggarakan oleh Imsa.us, selama daun tahun terakhir saya ikutan milisnya Imsis (Imsa Sister). Sedangkan muktamar ini yang pertama bagi kami jadi dengan sebagian besar anggota imsisnya saya belum pernah ketemu. Terus nama saya dimilis kan Lia Barra, nah pas ketemu dengan para sister ini di muktamar kan saling kenalan tuh.

sister A : Mba Siapa ya ini?
Saya : Saya Lia
Sister A : Oh Lia Barra ya?
Saya : Iya
Sister A : Mba Lia ini suaminya orang sini ya?
Saya : Bukan orang ciamis :D

Sister B : Saya B, mba siapa ya?
Saya : Lia
Sister B : Lia Barra ya?
Saya : Iya
Sister B : Mba Lia, suaminya itu orang Amerika ya?
Saya : Bukan, orang ciamis
Sister B : Lho emang namanya siapa? bukannya Barra itu nama suaminya?
Saya : Iya suami saya namanya Aleams Barra (nah lho makin aneh hehe)

Pembicaraan itu berulang beberapa kali, bahkan ada yang bertanya sambil bingung melihat ke anak-anak mungkin pikirnya "suaminya orang sini tapi kok anaknya Indonesia semua?" :D. (eh itu mah dugaan saya sajah hehe).

Dalam setiap obrolan itu saya selalu menyebut dengan jelas kalau suami saya orang ciamis, bukan disebut "orang Indonesia kok". Karena kalau disebut orang Indonesia aja umumnya ada pertanyaan lanjutan "Indonesianya dimana kok namanya aneh" hehe pengalaman sih ditanya begituh.

Kisah kedua tentang wajah sunda :D.

Kejadiannya pas malam terakhir dan saat itu ada acara pertunjukan anak2 madrasah. Saya duduk dengan Uni Riz dan kedua putrinya, serta Ida, temennya Uni Riz dari New York juga. Ida itu orang Bandung, jadi klop lah kami berdua ngobrol kesana kemari berbahasa sunda. Terus Uni Riz ngurusin Nadia yang mau tampil ke panggung tapi sakit dan beliau menitipkan si cantik Humaira ke Ida. Saya dan Ida lanjut ngobrol. Tidak lama berselang saya pamitmau ke kamar, memastikan Ade dan Ai baik-baik saja di kamar sama Ayahnya. Tapi kemudian balik lagi ke acara pertunjukan, karena Aka kan mau tampil. Saat mau duduk ditempat semula, Ida sudah tidak ada. Namun dari kejauhan terlihat *Ida* sedang duduk dengan yang lain tapi tidak sama Humaira. Saya mendekati nanya "Eh mairanya mana?" Ida malah balik nanya sambil senyam senyum "Maira mana?" ah Ida mah heureuy kata saya dalam hati. Terus we saya teh ngobrol sama *Ida* ini pake basa sunda kesana kemari ngobrolkan Bandung lagi. Pas saya kembali nanya "Ida, tadi Nadia teu kateterasan pan teu damangna " (Ida tadi Nadia gak keterusan kan sakitnya? eh *Ida* jadi bingung terus ngomong gini "Nadia mana Teh? saya mah da Citra bukan Ida" halahhhh......lumpaaaaaaaaatttt isiiiinnnnn.

Tapi si sayah tidak lumpat kok, malah dengan menebalkan muka mencari kebenaran hihi padahal sih sebenernya mah malu tak tertahankan. Citra teh orang Bandung juga, Heuheu saya diledekin ku Neng Citra teh meni so akrab, ngobrol basa sunda tanpa tedeng aling2, untung yang diajak ngobrol kebeneran orang sunda juga hehe. Masih dalam rangka bela diri menyembunyikan rasa malu, saya cari2 Ida, untung cepet ketemu, terus dikenalkan sama Citra. Gak lama ada Teh Rosita lewat saya panggil untuk dikenalkan, kan sama2 orang Bandung juga, sekalian mau dimintai pendapat tentang Ida dan Citra. Eh Teh Rosita malah surprise "Eh ieu teh kembar? meni gareulis" (Eh ini teh kembar meni cararantik *nah loh kumaha nerjemahkeunna? hihi)

Bagaimana menurut anda tentang mereka berdua, masih wajarkah kekeliruan saya? hehe bisi we sayah sudah sangat pikunnya sampai kesalahan mengenali orang hahaha.


302

Ida, Citra, Teh Rosita, Lia

Ida dan Citra, sama2 buleud (bulet bentuk mukanya), badannya mungil, pake kerudung coklat, kaca mata, geulis, ramah dan nyunda serta ibu dengan satu anak hehe...kurang apa coba bedanya.

Pssttt, untuk perbesar photo klik saja ya dan thanks to Intan yang sudah berbagi photonya.