Saturday, June 25, 2005

Bagaimana Menumbuhkan Empati

Terima Kasih banyak untuk semua do'a teman-teman pada Ai,alhamdulillah sejak hari Jum'at kemarin dia resmi sehat,maksudnya dah sehat banget jadi sudah bisa diajak maen jauh-jauh naik bis lagi:),tapi ada yang tersisa,Ai ngajak ngamar terus,tidur2an sambil mimi ibunya sih seneng jadi bisa bermalas2an yang beralasan hehe. Raka juga dah seneng tidak ditolak lagi,sudah berjail-jailanlah mereka berdua. Pss,jailan mereka tuh lucu .....satu ketika Raka lagi nggambar pulpennya diambil Ai sambil nyengir,Raka protes baru dibalikin atau waktu Ai lagi nonton TVnya dimatiin Raka,Ai protes baru dinyalain lagi...sambil cengar-cengir aja becandaan. Tapi kadang juga kalau datang gak akur nya ya salah satu atau dua2nya nangis,Poor Child...:) . Waktu-waktu tidurlah,masa berpisah bagi mereka jadinya ketika bangun saling mencari,pagi2 kalau Raka yang bangun duluan langsung cari Ai diciumin digangguin sampai bangun,tertawa2 lagilah mereka,begitu juga sebaliknya Ai bangun duluan ya Raka yang kena gangguan,mungkin begitu juga pengalaman ibu2 yang jarak usia anaknya gak terlalu jauh ya,akur dan gampang juga bentrok:)

Eh iya satu lagi sisa,sewaktu Ai sakit kemarin itu saya merasa Raka kok kurang berempati ya,kalau bersimpati sih sudah "Ai teh teu damang muhun?"(Ai sakit iya?) sambil memeluk dan mencium,dah itu saja yang lainnya biasa saja. Berempati kan lebih ndalem perasaannya lebih memahami dan itu belum dimiliki Raka, mungkin karena Raka masih kecil kali ya (walaupun banyak anak seusianya telah bisa berempati),dan saya pikir perlu ditumbuhkan dan dipupuk,waktunya ya sekarang...

So teman-teman barangkali pernah punya pengalaman bagaimana menumbuhkan empati pada anak? saya seneng sekali jika kita bisa sharing tentang ini. Terima Kasih banyak....:)

8 comments:

Lili said...

Pernah sih punya pengalaman sama Fawwaz begini:

Fawwaz Ummi sakit perut nih, coba deh pegang perut Ummi. terus dia pegang. Coba deh kasih tahu perut Ummi supaya cepat sembuh," Cepat sembuh yah Ummi."
Sama2 yuuk berdoa kepada Allah supaya perut Ummi bisa sembuh dan bisa main lagi sama Fawwaz. "Ya Allah cepetan sembuhin Ummi yah."
Sekarang Fawwaz mau gak tolong Ummi ambilkan minum di meja, supaya perut Ummi jadi enak. Terus dia ambilkan, "terima kasih yah nak." "Sama2 Ummi."

Ummi agak susah neranginnya gimana, jadi pakai contoh real ajah..he.he..
atau mungkin gak nyambung kali yah sama postingannya Bunda Lia.

Heni said...

Mbak, anak-anak diajari bahasa sunda yah? iya sih, katanya pediatriknya fasha lebih baik diajari bahasa kita sendiri, kalo bahasa Inggris mah bisa belajar di sekolahan :). Nha, yang ngajarin bahasa Indonesia itu cuma ortunya aja.

kita juga kadang-kadang ngomong bahasa Jawa lho :P, tapi karena ayahnya yang lebih jago ya biar ayahnya aja yang ngajarin deh :).

Anonymous said...

biasanya kalo salah satu dari kami, bubu atau ayah sakit, rania kami minta untukmengusap-usap kepala dan dahi kami, plus mencium pipi. hihi..maksa banget nggak si bu?? ^_^ tapi, dgn raka kaya begitu mah udah terlihat dia aware dengan keluarganya, dan nggak gampang kan untuk menumbuhkan itu di anak kecil. two thumbs up ya bu!

Rahmi Sukma said...

Aku juga kadang gag gampang menumbuhkan emphati pada anak2, Li. Klow Ghazy ke Adeknya cenderung merasa bersaing / sibling rivalry. Pi klow Adek sakit emang mesti dibilangin klow "Adek sakit, klow sakit kan gag bisa maen, jadi gag boleh digodain. Karena kalo sakit kan pusing..." Biasanya agak lebih ngerti.
Pi Ghazy cukup beremphati ma man temannya. Biasanya aku suka nanya, siapa temannya yang paling disayang di sekolah, di tempat ngaji ato di rumah. Biasanya Ghazy cerita dia suka sama A karena A begini.... Menurut aku ini dapat melatih dia berpikir kenapa kita sayang sama orang laen.
Klow ke Mama Bapaknya dia emang perhatian, klow Aku pulang kantor bilang cape aja dia langsung pijit2 kaki aku. Trus tambah senang klow dipuji bilang "dipijit Uda serasa syorga dunia..."

Anonymous said...

setuju ama rosy, sayah kali ini baca2 koment saja. ayo ayo laiiii... :)

House of Covenant said...

Ai dah sembuh sakit yah..syukurlah, sekarang dah aktif lagi kan..:)

pengalaman ber-empati aku blom punya tante Lia, soale aku blom punya adek siy he..he..

Rahmi Sukma said...

Tante Lia, Ghazy itu suka nugget yang dah jadi itu Tan. Cuman dipilihin Mama yang tanpa pengawet.
Duh payah banget nih makannya. Bingung mo masakin apa. Gimana cara bikin nugget sendiri Li?

Anonymous said...

Halo Lia, met kenal. Saya ani temannya Barra di SMA dulu, pas lagi serach bloq, nemu blognya lia...boleh gabung kan ?

Saya punya artikelnya. Coba deh baca ini :

MENGAJAR EMPATI PADA BALITA? HARUS!

Entah apa jadinya kita jika tak memiliki rasa empati. Rasa ini sebaiknya ditanamkan sejak dini. Termasuk untuk si balita kita. Ajarkan lewat contoh dan tindakan. Jika ia memukul kakaknya, misalnya, katakan, "Sakit, lo, kalau dipukul. Coba, deh, kalau Mama pegang kamu dengan lembut seperti ini, bagaimana rasanya? Enggak sakit, kan?" Dengan cara ini, secara langsung Anda memberi si kecil pengertian, memukul merupakan sikap yang tidak baik. Mau tahu cara lain mengajarkan empati pada anak balita?

Kenali Aneka Perasaan
Mulailah dengan mengatakan, "Adik baik sekali, deh," saat dia mencium jari Anda yang luka. Dia akan belajar dari reaksi Anda bahwa reaksi yang diberinya pada Anda diterima, dirasakan oleh Anda, dan ternyata reaksi tersebut merupakan sesuatu yang berarti.

Dia juga perlu mengerti dan mengenal perasaan-perasaan negatif, seperti misalnya, "Kakak tahu, gak? Adek sedih, lo, kalau mainannya direbut dengan kasar. Menurut kamu, apa ya yang harus kamu lakukan supaya dia merasa lebih baik?"

Gambarkan Setiap Minggu
Tiap minggu, gambarkan perasaan yang dirasakannya dengan menempelkannya pada tempat yang dapat terlihat dengan mudah olehnya, seperti di kulkas. Anda dapat memberikan warna biru untuk perasaan sedih, merah untuk kejutan, merah muda untuk perasaan senang, dan hitam untuk perasaan marah. Bahas dengan si kecil setiap kali dia merasakan salah satu dari perasaan-perasaan yang Anda tempelkan di kulkas tersebut.

Beri Pujian
Bila anak berbuat baik kepada kakak, adik, atau temannya, berilah ia pujian. Katakan kepadanya, apa yang dilakukannya adalah benar dan lebih rinci lagi Anda dapat mengatakan: "Aduh, anak Mama baik sekali mau berbagi cokelat dengan adik. Kamu lihat, adik kamu senang sekali. Kamu lihat, kan, senyumnya? Itu artinya dia senang, karena kamu memberi sebagian cokelat kamu ke dia"

Bicara Perasaan
Minta anak mengungkapkan perasaannya, juga perasaan Anda. Buat dia mengerti bahwa Anda peduli dengan perasaannya dengan mendengarkan apa yang diceritakannya pada Anda. Tatap matanya pada saat dia berbicara dengan Anda dan berikan reaksi pada saat misalnya dia berteriak, "Horee !" dengan memberikan respons,"Aduh, kamu lagi senang, ya "
Atau dapat juga Anda yang mengatakan kepadanya "Hari ini Mama sedih, deh, kamu pukul Mama begitu. Kalau kamu enggak suka pakai baju yang ini, kamu kasih tahu Mama, mau pakai baju yang mana". Dengan demikian dia akan belajar secara langsung bahwa tindakannya berpengaruh terhadap orang lain. Konsep ini dapat diserap langsung olehnya.

Cara lain, katakan, "Hari ini Mama sedih, deh, belum terima kabar dari Nenek." atau "Kadang-kadang Mama suka kesal sama Papa, walaupun Mama sayang sama Papa." Dengan demikian dia akan belajar dan mengerti, orang dewasa pun mempunyai perasaan-perasaan, bahwa apa yang dirasakan oleh seseorang adalah wajar di dalam kehidupan, dan lalu belajar cara mengatasinya yang merupakan bagian terpenting dalam proses tumbuh dewasa.

Perhatikan Kebiasaan Orang Lain
Ajarkan anak untuk memerhatikan kebaikan yang dilakukan oleh orang lain. Anda dapat mengatakan, "Ingat tidak tadi, waktu kita belanja di supermarket. Itu, lo, ibu yang membantu kita mengambilkan kaleng susu kamu yang terjatuh? Dia baik sekali, ya. Dia membuat marah Mama jadi mereda, lo." Dengan demikian Anda membuat anak mengerti, sikap seseorang sangat berpengaruh secara emosi terhadap orang lain.

Melalui buku cerita, Anda pun dapat memberikan pelajaran-pelajaran tersebut. Anda dapat bertanya kepada anak bagaimana perasaan si gadis kecil di dalam buku cerita tersebut pada waktu dia menyadari kucingnya hilang. Atau bisa juga Anda bertanya kepadanya, karakter yang bagaimana yang disukainya dari buku cerita yang Anda berdua baca dan apa alasannya. Pembicaraan ini akan membantu dia untuk belajar mengenai perasaan-perasaan orang lain dan lalu menghubungkannya dengan apa yang dialami olehnya sehari-hari.

Ajarkan Isyarat Lisan
Beberapa anak mempunyai hambatan untuk mengerti nada suara yang berbeda-beda. Anak Anda mungkin tidak menyadari bahwa adiknya merengek karena dia tidak senang kakaknya mengganggunya. Ajarkan anak untuk mengerti perasaan orang lain dengan nada suara yang dikeluarkan oleh orang tersebut.

Anda dapat melakukannya dengan memberikan contoh-contoh suara, bagaimana kalau orang sedang marah, senang, dan sedih.

Ajarkan Isyarat Non-lisan
Di tempat bermain anak-anak atau di pusat perbelanjaan, cari tempat yang agak sepi, ajak anak untuk duduk bersama untuk mengamati orang-orang di sekitar. Minta ia menebak perasaan orang yang tengah Anda berdua perhatikan. Misalnya, "Kamu lihat, tidak, anak laki-laki di sebelah sana? Menurut Mama, dia gembira, dia tertawa karena dia senang bermain loncat-loncatan. Kalau anak yang di sebelah sini, kelihatannya dia sedih. Menurut kamu, kenapa, ya, dia sedih?" Dengan demikian Anda memotivasi anak untuk mempelajari perasaan orang lain.

Tata Krama
Tata krama yang baik merupakan cara nyata bagi anak untuk memperlihatkan kepeduliannya dan cara menghargai orang lain. Begitu dia sudah dapat berkomunikasi secara lisan, dia akan mulai mengatakan "Tolong" dan "Terima kasih". Jelaskan kepadanya bahwa Anda akan membantunya bila dia bersikap sopan dan bahwa Anda tidak suka bila dia bersikap memerintah.

Biasakan untuk mengucapkan, "Bisa tolong " dan "Terima kasih" berulang kali agar dia terbiasa dengan kata-kata tersebut dan tahu kapan harus mengucapkannya, baik di rumah maupun di tempat umum.

Jangan Gunakan Amarah untuk Mengendalikan Anak
Walaupun sangat mudah bagi Anda untuk marah pada saat dia membuat adiknya menangis, coba untuk tidak memarahinya. Ajarkan dia dengan memberikan contoh karena hal ini lebih efektif. Jangan langsung katakan, "Mama betul-betul marah sama kamu". Biasanya anak-anak akan diam.

Nah, daripada marah, lebih baik tenangkan diri Anda lalu katakan kepadanya dengan tegas, "Mama tahu kamu marah, tetapi tidak berarti kamu boleh memukul adik kamu. Kamu menyakitinya dan membuat dia sedih. Sekarang sebaiknya kamu minta maaf sama dia"

Berikan Tugas Ringan
Para ahli menyarankan agar anak-anak diajarkan tanggung jawab sejak dini agar mereka terbiasa dengan rasa peduli dan memperhatikan orang lain serta lingkungan sekitarnya.
Anak-anak pra sekolah biasanya senang melakukan tugas-tugas ringan seperti memberi makanan pada binatang peliharaan. Nah, lewat kesukaaanya itu, Anda bisa mengajarkan empati. Terutama bila Anda memberi pujian atas hasil pekerjaan yang dilakukannya dengan baik dengan mengatakan, "Lihat, deh, si Bleki, dia mengibas-ibaskan ekornya. Itu tandanya dia senang karena kamu memberinya makan. Dia betul-betul senang."

Beri Contoh Nyata
Berbuat baik dan bersikap dermawan merupakan cara yang terbaik untuk mengajarkan empati pada anak Anda. Bawa serta anak pada saat menjenguk tetangga yang sakit atau pada saat mengirim sembako ke rumah yatim piatu. Minta dia untuk membantu pada saat Anda mempersiapkan barang-barang tersebut. Jelaskan kepada dia, betapa banyak orang-orang yang tidak mampu, yang tidak mempunyai orang tua yang memerlukan bantuan orang lain dan bila kita mampu sudah selayaknya membantu mereka.

Anak Lelaki & Perempuan
Biasakan dan ajarkan sikap empati baik pada anak laki maupun pada anak perempuan. Tidak berarti hanya anak perempuan saja yang diharapkan untuk dapat bersikap empati.