Saturday, October 29, 2005

Tentang Waktu

Waktu tidak punya kaki, pun tak bertangan, tetapi dia dapat berjalan. Waktu tidak pernah menunggu, tapi waktu seringkali ditunggu. Menikmati waktu kadangkala indah, tapi tidak jarang gerah.

Dan yang terjadi hari ini istimewa, karena waktu *tidak berjalan* pun *tak menunggu* tapi dia *mundur* tepatnya dihitungan tanggal 30 Oktober, mundur selama satu jam. Dengan Bandung, tadinya beda 11 jam kini jadi beda 12 jam tepat. Kisah menarik tentang perubahan waktu ini, sudah dikupas manis oleh bumil cantik ini .

Keuntungan bagi saya, nambah waktu satu jam untuk menjahit hihi keukeuh we masih. Setelah anak2 bobo tadi *masih dalam waktu yang lama* sudah saya rubah jam-nya. Jadi masih terasa siang dong.

Tentang Raka

Di Radio Imsa, sedang ada Lomba baca surat pendek Al Qur'an dan Lomba Baca doa. Tadi saya tawarkan ke Raka untuk ikutan, dia jawab "alim aka mah isin" *Nggak mau, malu*. Itu yang berubah dari Raka sekarang ini, dulu dia termasuk anak yang sonagar atau berani, bahkan dihari pertamanya sekolah waktu di Bandung dulu, dia berani mengacungkan tangan dan nyanyi. Dia juga supel,dimanapun betah, dan senang sekali kalo di kunjungi serta selalu menjadi tuan rumah yang menyenangkan, "semua orang" suka. Tapi kini? dia kurang suka ditempat lain selain sekolah dan rumahnya, sering merasa tidak nyaman, dia pun seringkali malu untuk jawab kalo ditanya, atau kadangkala jawabnya pelaan pisan. (Psstt kata Ayahnya itu karena terlalu sering gaul sama beliau jadi ketularan sifatnya hihi).

Satu lagi. Ini pertanyaan saya yang belum menemukan jawaban yang memuaskan :)
Dulu pas awal2 mulai bisa mengingat dan menghapal, Kenapa Raka lebih mudah dan lebih cepat menghapal sesuatu yang panjang daripada yang pendek2. Misalnya, dia lebih cepat hapal Al fatihah daripada Al Ihklas, dia lebih cepat bisa do'a sebelum makan daripada d'oa sebelum tidur, atau bahkan do'a bangun tidurpun lebih cepat apalnya padahal lebih panjang dan berliku :P. Pun lagu, Raka lebih cepat apal lagu manuk dadali daripada lagu satu-satu aku sayang ibu. Kenapa ya?? padahal frekwensi dikenalkannya itu Insya Alloh samaan.

Entah nih soal matematika, apakah dia akan lebih cepat bisa perkalian daripada penjumlahan? haha. Kayaknya sih tidak, karena perkaliannya belum dikenalkan, dia baru suka penjumlahan dengan pake ke 20 jari atau kalo kurang simpen dikepala sisanya. Lucu da kalo dia lagi sibuk menjumlahan. 13 + 10 = *13 disimpen didieu (sambil pegang kepala, terus jidatna berkerut2), 10-na panangan (jari tangan dibeberkan) 14, 15, ....23. Janten thirteen tambih ten teh twenty three nya ayah ibuuuu*. Kalo belum di-iyakan belum diam, terus gogorowokan. Ah...cikalku sayang, tak kan pernah habis kisah tentangmu dalam setiap helaan ibumu nak.

7 comments:

Ophi Nurwicaksono said...

untung waktu 1 jam..

jd saya masih bisa masak nasi
da hilap tea..hehehe

waduh saya ge ga tau jawabannya li
mungkin krn panjang jadi aya tantangan mun apal..

kalo pendek mah gampang lahh

hihihi

Momy De' Vieto said...

Alhamdullilah raka sehat, T'lia abi teh sering sindang ka dieu tapi pami mau meninggalkan jejak teh pasti weh error komo pami dinu SB mah atos weh error teras ... jadi siga anu tamelar ka t'lia
Kumaha bade boboran diditu persiapanna atos ngadamel kueh teh?? moal aya kupat panginten nya
Pokokna mah sing sarehat weh nya sadayana.

Anonymous said...

@ Teh Oph, iyah nya sigana mah kitu. Eh tapi sekarang teh meni males anak itu teh mau tambahan hapalan teh *cape Aka na bu* alesan :P

@ Wid, iyah kalo anak tumbuh normal teh bahagia pisan. kangen kalian deh, hayu lebaran kesini

@ Neng Ika, teu sawios atuh...nuhun pisan kedatanganmuh, sok asa sono we kitu ari taya tapak teh hehe. Eta pinten nya Inet ITB-na nuju teu puruneun hihiy.

Anonymous said...

aiiih Raka meuni pinter pisan, kyknya mah yg pendek2 juga bisa, tapi pengen yg panjang dulu, kyk peribahasa berakit2 dahulu ;)

selamat idul fitri ya, maaf lahir bathin...

keluarga alamsyah

Anonymous said...

perasaan teh dah ninggalin komen, ternyata setelah baca, banyak berkomen dalam hati, tanpa menulis, hihihi...

eta mengagumi raka... hebad bisa menghapal yang panjang, nu pendek mah gampangeun jigana, nanti saja belakangan :d

ibuna tetep hawatir heheheh.... :wink:

Anonymous said...

mbak lia, apakabarnya? duh Raka udah tambah besar yah, tambah ganteng:)

btw, aku sekeluarga mo ngucapin selamat idul fitri, mohon maaf lahir batin...

Rahmi Sukma said...

Masih lanjut menjaitnya ya Li? Dah berhasil jait apa aja neeh?